Menjadi
perantauan yang jauh dari keluarga memang gampang-gampang susah. Selain
tentunya dituntut untuk serba mandiri di sini. Kalau di rumah mungkin setiap
kali mau makan, sudah tersaji di meja makan. Tetapi bagi anak kos dan
koleganya, makan harus beli atau masak dahulu. Kalau sakit di rumah ada ibu
yang siap mengurus, tetapi kalau di perantauan harus mandiri.
Bekerja
di perbankan yang tak jarang lembur menyelesaikan tugas sudah menjadi
rutinitas. Berangkat pagi, pulang malam. Tak pelak membuat pola makan saya
terkadang amburadul. Sering makan telat. Ujung-ujungnya berdampak pada kondisi
maag atau lambung.
Selesai
pulang kerja, kebetulan tidak ada lembur, saya bergegas pulang ke kos. Sekalian
mandi dan langsung makan. Maklum, tadi siang hanya makan ringan karena tugas
yang harus selesai dikerjakan. Ketika sampai di kosan tiba-tiba perut ini sakit
tidak karuan.
"Dik,
bisa ke sini tidak?" Ucapku di ujung telpon. Saya lantas menelpon si pacar
yang kebetulan masih kuliah.
"Iya,
Mas. Mas kenapa?" Jawabnya
"Tidak
tahu nih, Dik. Tiba-tiba perutku sakit melilit."
"Mas
tadi siang belum makan ya?"
"Hehehe,
cuma ngemil tadi siang."
"Mas
ini kebiasaan sih. Sudah dibilangin jaga pola makan. Masih saja teledor. Kalau
jaga sendiri saja masih begini, bagaimana nanti mau jagain aku. Yaudah Mas
istirahat saja dulu. Nanti saya beli obat di apotek sekalian beli makan."
Telepon
ditutup. Yah, kena omelan deh. Tak berselang lama terdengar suara sepeda motor
pacar saya. Suda hafal betul dengan suaranya.
"Ini
Mas makan dulu. Baru setelah itu makan obat sakit maagnya. Sudah besar gini
masih saja telat makan," cerocosnya sembari membukakan nasi bungkus yang
disiapkan di piring."Sekalian disuapi?"
"Hehehe,
tidak usah, Dik!" Jawabku dengan cengengesan. Jujur kalau dia sedang marah
atau ngambek makin bersinar kecantikannya#gombal.
"Ini
minum dulu obatnya, Mas! Biar cepat mendingan perute."
"Itu
obat apa Dik?"
"Ini
Colidan. Sudah to diminum dulu baru tanya, hiiisssshhh."
"Iya-iya
bawel."
Jujur
sebenarnya minum obat bukan favorit saya. Dan saya yakin juga favorit semua
orang. Apalagi untuk minum obat sakit maag atau suplemen asam lambung apalah
itu namanya. Tetapi tidak ada salahnya dicoba. Namanya juga ikhtiar.
"Yang
selalu bikin bawel siapa? Coba kalo jaga pola makan. Kan gak jadi bawel
gini," balasnya dengan menjulurkan lidah.
"Ini
sisanya disimpan buat, Mas. Buat jaga-jaga siapa tahu mau sakit maag lagi.
Kalau perlu simpan di tas kerjanya, Mas."
"Kok
doanya gitu sih?"
"Ya
lagian, disuruh jaga pola makan sulitnya minta ampun. Kerja sih kerja Mas. Tapi
kalo tidak bisa jaga kesehatan, ya namanya kita dikerjain. Kerja kan buat
ditabung buat kita kelak nantinya, bukannya habis buat berobat sakit akibat
kerja."
Kalau
sudah begini mau tidak mau hanya mendengarkan. Bisa lebih panjang kalau hendak
membela. Lha wong juga salah saya sendiri sih. Dan hanya beberapa menit rasa
sakit di perut sudah berangsur-angsur berkurang. Alhamdulillah.
Ceritanya
lebay ya? Ya bagaimana lagi. Memang begitu adanya. Bagi teman-teman yang
memiliki sakit maag kronis. Boleh kok mencoba minum Colidan. Kandungan fucoidan
atau ekstrak ganggang laut cokelat asal Okinawa Jepang ini, bisa membantu
melindungi kesehatan lambung. Yang tidak kalah keren dari obat suplemen lambung
ini adalah dapat merangsang enzim yang mempercepat penyembuhan dinding lambung yang
luka. Kalau kebanyakan obat penyakit maag lain hanya meredakan rasa sakit,
Colidan memiliki nilai plus menyembuhkan kondisi lambung juga.
Konsumsi
Colidan sebagai sahabat lambung kita.
Monggo nak selo podo komentar..... EmoticonEmoticon