![]() |
Interview | www.asdanet.org |
Siapa sih yang tidak pernah
diinterview? Diwawancarai? Bukan hanya ketika melamar kerja saja kok. Ketika
hendak melamar anak orang pun juga demikian. Ketika meninggal ada 2 malaikat
yang siap interview kita semasa di dunia.
Lantas pernahkah kalian
mengalami sebuah interview yang menurut kalian nyeleneh atau gokil? Bisa dari
pertanyaan-pertanyaan yang di luar ekspektasi kita selaku yang diwawancarai.
Saya yakin pasti pernah, meskipun hanya sekali.
"Siapa yang suruh kamu
duduk?" Kata salah satu pewawancara.
Langsung mak tratap, reflek
saya berdiri kembali. "Maaf, Pak!" Jawabku sok diplomatis meski dalam
hati sudah misuh-misuh,'modyar kowe.' Rasa kikuk pun menyerang.
Akhirnya saya dipersilakan
duduk oleh pewawancara satunya.
"Kamu agamanya apa?"
Tanya bapak pertama tadi. Sedikit judes. Mentolo juotosi.
"Islam, Pak!"
"Hafal ayat kursi?"
"Tidak, Pak."
Bapak tersebut tertawa. Bapak
satunya hanya tersenyum. Uasu tenan.
"Ngakunya Islam kok gak
hafal ayat kursi," bapak satunya ikut berbicara menimpali.
"Aku saja hafal
kok," sahut Bapak yang pertama.
Saya diam klakep. Mikir apa
yang harus aku jawab sebagai serangan balik. Harus mengena tapi tidak berzsa
menghina.
"Hafal tidaknya ayat
kursi kan, bukan patokan Islam tidaknya seseorang, Pak!"
Tam dum dis. Kedua Bapak di
depanku gantian diam mak klalep. 'Modyar we pak.'
"Heeemmm...bener juga
kamu. Yawes sebagai gantinya bisa baca syahadat?
"Ashadu ala ila
haiallah, ashadu ana muhammada rasulullah."
"Hafal rukun
Islam?"
Duh Gusti. Saya sempat heran,
ini wawancara pegawai KAI apa wawancara pegawai Kementrian Agama?
"Hafal Pak. Rukun Islam:
Membaca Syahadat, Menjalankan Sholat, Zakat, Puasa di bulan Ramadan dan Naik
Haji bila mampu," jawabku setegas mungkin.
"Kalo rukun iman
hafal?"
"Hafal pak. Rukun Iman,
iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat-malaikat-Nya, iman kepada
rasul-rasul-Nya, iman kepada Kitab-kitab-Nya, iman kepada qada dan qodar."
Bapak-bapak di depanku hanya
manggut-manggut, yang saya sendiri tak tahu maksudnya. Saya sempat bersyukur
ketika tak sengaja menengok samping.
Lha bagaimana tidak bersyukur
coba yang lain ada yang disuruh nyanyi Indonesia Raya, disuruh push up (kowe
kudu sangat, kawan), disuruh baca al quran, dan tes aneh-aneh lainnya. Dan saya
yakin mereka tidak pernah membayangkan akan di tes seperti itu.
"Tahu cos 60
berapa?"
Lha ini, pertanyaan yang ada
sangkut pautnya dengan akademik saya. Keluar juga dirimu hai matematika. Reneo
karo bapak.
"Tahu pak, cos 60 itu
1/2."
Bapak yang kedua sibuk
menulis di kertas. Entah apa yang ditulis. Nulis apa gambar saya juga tidak
tahu.
"Yawes, sudah selesai
wawancaranya."
Lho lah, dah selesai. Ngunu
tok. Ya Allah ya Robbi. Saya pamitan dan tidak lupa bersalaman dan mengucapkan
salam terima kasih.
Langsung saja endingnya ya,
pengumuman malam itu alhamdulillah lolos ke tahap akhir, yaitu tes kesehatan
akhir. Tapi mungkin memang belum rejekinya di PT KAI *tears*. Ketika pengumuman
final nama saya tidak tercantum. Duh Gusti Paringono Sangar.
Monggo nak selo podo komentar..... EmoticonEmoticon