Interview Gokil Yang Pernah Dialami

Interview | www.asdanet.org

Siapa sih yang tidak pernah diinterview? Diwawancarai? Bukan hanya ketika melamar kerja saja kok. Ketika hendak melamar anak orang pun juga demikian. Ketika meninggal ada 2 malaikat yang siap interview kita semasa di dunia.

Lantas pernahkah kalian mengalami sebuah interview yang menurut kalian nyeleneh atau gokil? Bisa dari pertanyaan-pertanyaan yang di luar ekspektasi kita selaku yang diwawancarai. Saya yakin pasti pernah, meskipun hanya sekali.

Berikut ini saya ceritakan contoh interview yang pernah saya alami sendiri. Jadi ceritanya saat itu saya mengikuti tes masuk pegawai KAI. Alhamdulillah sampai ke tahap wawancara. Sebenarnya sudah menjadi rahasia umum bagi PT KAI ketika wawancara siapkan mental kalian. Karena pertanyaan sesuai dengan mood dua pegawai KAI yang mengetes.

"Siapa yang suruh kamu duduk?" Kata salah satu pewawancara.

Langsung mak tratap, reflek saya berdiri kembali. "Maaf, Pak!" Jawabku sok diplomatis meski dalam hati sudah misuh-misuh,'modyar kowe.' Rasa kikuk pun menyerang.

Akhirnya saya dipersilakan duduk oleh pewawancara satunya.

"Kamu agamanya apa?" Tanya bapak pertama tadi. Sedikit judes. Mentolo juotosi.

"Islam, Pak!"

"Hafal ayat kursi?"

"Tidak, Pak."

Bapak tersebut tertawa. Bapak satunya hanya tersenyum. Uasu tenan.

"Ngakunya Islam kok gak hafal ayat kursi," bapak satunya ikut berbicara menimpali.

"Aku saja hafal kok," sahut Bapak yang pertama.

Saya diam klakep. Mikir apa yang harus aku jawab sebagai serangan balik. Harus mengena tapi tidak berzsa menghina.

"Hafal tidaknya ayat kursi kan, bukan patokan Islam tidaknya seseorang, Pak!"

Tam dum dis. Kedua Bapak di depanku gantian diam mak klalep. 'Modyar we pak.'

"Heeemmm...bener juga kamu. Yawes sebagai gantinya bisa baca syahadat?

"Ashadu ala ila haiallah, ashadu ana muhammada rasulullah."

"Hafal rukun Islam?"

Duh Gusti. Saya sempat heran, ini wawancara pegawai KAI apa wawancara pegawai Kementrian Agama?

"Hafal Pak. Rukun Islam: Membaca Syahadat, Menjalankan Sholat, Zakat, Puasa di bulan Ramadan dan Naik Haji bila mampu," jawabku setegas mungkin.

"Kalo rukun iman hafal?"

"Hafal pak. Rukun Iman, iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat-malaikat-Nya, iman kepada rasul-rasul-Nya, iman kepada Kitab-kitab-Nya, iman kepada qada dan qodar."

Bapak-bapak di depanku hanya manggut-manggut, yang saya sendiri tak tahu maksudnya. Saya sempat bersyukur ketika tak sengaja menengok samping.

Lha bagaimana tidak bersyukur coba yang lain ada yang disuruh nyanyi Indonesia Raya, disuruh push up (kowe kudu sangat, kawan), disuruh baca al quran, dan tes aneh-aneh lainnya. Dan saya yakin mereka tidak pernah membayangkan akan di tes seperti itu.

"Tahu cos 60 berapa?"

Lha ini, pertanyaan yang ada sangkut pautnya dengan akademik saya. Keluar juga dirimu hai matematika. Reneo karo bapak.

"Tahu pak, cos 60 itu 1/2."

Bapak yang kedua sibuk menulis di kertas. Entah apa yang ditulis. Nulis apa gambar saya juga tidak tahu.

"Yawes, sudah selesai wawancaranya."

Lho lah, dah selesai. Ngunu tok. Ya Allah ya Robbi. Saya pamitan dan tidak lupa bersalaman dan mengucapkan salam terima kasih.


Langsung saja endingnya ya, pengumuman malam itu alhamdulillah lolos ke tahap akhir, yaitu tes kesehatan akhir. Tapi mungkin memang belum rejekinya di PT KAI *tears*. Ketika pengumuman final nama saya tidak tercantum. Duh Gusti Paringono Sangar.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Monggo nak selo podo komentar..... EmoticonEmoticon