Nasi Goreng Padang Bang Jo

Dwi Andri YatmoSepanjang Jalan Hasanudin bisa dikatakan surganya kuliner di Semarang. Bagaimana tidak? Setiap jengkal pinggir Jalan Hasanudin bisa dijumpai para penjaja makanan. Mulai dari angkringan, cemilan, jajanan pasar, warung tegal, warung soto, warung padang, penjual martabak, kue bandung dan masih banyak lagi.

Malam ini saya dan satu teman luar kota yang kebetulan main ke Semarang dalam rangka pekerjaan menginginkan kuliner yang memberikan kesan tidak terlupakan. Yang tidak ada di kotanya yaitu Surabaya.

“Nyari makan yang tidak terlupakan kalau saya pernah main ke sini bro?” ujar Agung, nama teman saya tersebut.

“Wah, banyak sekali sebenarnya. Susah kalau disebutkan satu persatu!”

“Nyari yang dekat-dekat saja sini lakwis bro,” lanjutnya.
Tampak Depan Warung | © Dwi Andri Yatmo
Saya pun langsung teringat dengan Nasi Goreng Padang Bangjo. Warung abnormal dari warung-warung nasi goreng lainnya. Langsung saja, saya dan Agung memutuskan untuk ke sana. Hanya butuh beberapa menit dari tempat kosan.

Warung yang didominasi warna hijau sudah terpampang di depan mata. Sedikit memberikan corak Rumah Gadang. Untuk nama warung ini sebenarnya adalah Warung Bangjo Hasanudin. Karena menu spesial dan yang diutamakan adalah Nasi Goreng Padang, maka orang lebih suka menyebutnya Warung Nasi Goreng Padang Bangjo.

Area Parkir motor terletak di samping depan pintu masuk Warung | © Dwi Andri Yatmo
Ruangan Lesehan dan Gazebo | © Dwi Andri Yatmo
Ketika masuk kita akan disambut oleh pegawai yang memberikan buku menu, selembar kertas dan pulpen untuk menuliskan pesanan. Ruangan warung dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama yang hanya ada kursi panjang dan meja. Sedangkan sebelahnya untuk lesehan dan ada tiga buah gazebo di dalamnya. Tinggal memilih mana yang sekiranya cocok.

Berdasar penuturan si empu warung. Penemuan masakan Nasi Goreng Padang berawal dari sebuah ketidaksengajaan. Pada medio akhir tahun 2006 salah satu anak Bang Jo minta dibuatkan nasi goreng. Persoalan muncul, lantaran bumbu-bumbu yang diperlukan untuk membuat nasi goreng, tidak tersedia di dapur. Yang ada saat itu adalah bahan-bahan masakan Padang pada umumnya. Karena waktu itu masih berjualan masakan Padang pada umumnya.

Kebingungan hinggap di pikiran Bang Jo setelah mendapati ketiadaan bumbu-bumbu yang diperlukan dan keinginan anaknya untuk menyantap nasi goreng saat itu juga. Di saat terdesak itulah, inspirasi datang. Bahan-bahan masakan Padang yang ada di dapur oleh Bang Jo diolah sedemikian rupa agar dapat menyatu sempurna dengan nasi putih. Tak perlu waktu lama, terlahirlah nasi goreng baru.

Lantas kenapa namanya Nasi Goreng Padang?

Hal tersebut diberikan karena masukan teman-teman Bang Jo yang ikut mencoba pertama kali. Cita rasanya yang lezat, khas, tidak pernah ada sebelumnya, dan dibuat dengan bumbu masakan Padang, yang melatarbelakangi mereka secara kompak memberikan nama Nasi Goreng Padang. Sejak saat itulah nama tersebut menjadi brand produk Warung Bang Jo hingga sekarang. Bahkan warung yang kami kunjungi saat ini lebih dikenal dengan sebutan Warung Nasgor Padang.

Nasi Goreng Padang Kambing Pete | © Dwi Andri Yatmo
Malam ini saya memesan nasi goreng jumbo kambing plus pete dan telor pedas. Agung juga memesan dengan menu yang sama. Bisa dikatakan nasi goreng di sini nasi goreng custom. Kita boleh memilih lauknya sesuai selera kita. Bisa lebih dari satu lauk. Mau dua macam lauk, tiga, empat, hingga tujuh atau berapapun jumlah lauk yang kita inginkan. Tidak berpaku pada yang ada di menu. Sesuai selera. Selain itu juga kita bisa menambah porsi nasinya.

Pilihan lauk yang ditawarkan cukup beragam diantaranya: telur, keju, pete, babat, ayam, rempelo ati, hati sapi, sosis, dan menu lauk vegetarian. Ada pula bakso, daging sapi, daging kambing, udang, cumi-cumi, ikan asin, kerang, dan keju nanas.

Tingkat kepedasan juga bisa kita yang memilih. Mulai dari level tidak pedas, pedas sedikit, sedang, pedas, pedas banget, hingga level jantan.

Selain Nasi Goreng Padang sebagai andalan, warung ini juga menawarkan varian nasi goreng lain, yang sudah tentu tak kalah lezatnya. Yaitu; Nasi Goreng Arab yang dilengkapi dengan lauk, daging kambing dan kurma (yang dicampurkan ke nasi goreng), plus kismis sebagai toppingnya. Ada pula Nasi Goreng Thailand yang dilengkapi dengan lauk: udang, nanas, dan telur dadar khas kreasi Bang Jo. Selain itu dicampurkan kecap ke dalam masakan Nasi Goreng Thailand, sebagai pelengkap cita rasa. Perkara jumlah lauk dapat kita tambah sendiri, seperti halnya pada Nasi Goreng Padang.

Butuh beberapa menit kami berdua untuk menghabiskan nasi goreng jumbo yang kami pesan.

“Uedan, pedes bro?

Kowe mau mesenke pedes to?

Badjingan!” umpat si Agung yang meskipun sedikit jengkel. Terlihat bulir-bulir keringat di wajahnya. Saya hanya tertawa.

Warung ini buka pukul 12:00 sampai dengan pukul 22:00. Untuk waktu tutup, sebenarnya tidak kaku pada jam tersebut. Jika nasi masih ada, dan ada pembeli yang datang, ya masih akan dilayani. Begitu juga sebaliknya, jika nasi sudah habis sebelum pukul 22:00 WIB, warung akan tutup lebih awal.

Jadi bagi yang kebetulan mampir atau sedang liburan ke kota Semarang tidak ada salahnya untuk mencoba. Oh ya untuk alamat warungnya di Jalan Hasanudin 8, dengan nama Waroeng Bangjo Hasanudin, spesial Nasi Goreng Padang.

Masalah harga ramah di kantong kok. Jadi jangan takut jika mau traktir pasangan atau gebetan di warung ini. Semisal hendak nembak gebetan di sini, bisa juga. Kalau semisal ditolak bilang saja sama pramuniaganya untuk ditambahi pedesnya ke level mantap jiwa untuk si gebetan. Kapokmu kapan? Hahaha…

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Monggo nak selo podo komentar..... EmoticonEmoticon