Terapi Sujud

Ini tulisan sebenarnya sudah lama ngendon di hardisk laptop. Lama sekali. Entah angin apa yang membuat saya ingin memuatnya di sini.
Sudah lama rasanya aku tidak bercuap-cuap dengan mantan temanku yang di Rembang. Siapa lagi kalau bukan Ticha. Yang sekarang sudah menyandang status baru. Bumil, Ibu Hamil. Untuk tepat aku memang tidak tahu pasti, anggap saja sudah masuk bulan 7 atau 8. Karena menurut dukun bayi keluarganya, bayi tersebut akan lahir bulan Maret.
Kemarin aku sempatkan menyapanya lewat WA. Karena kalau lewat sms aku yakin tidak akan dibalas sampai kiamat pun.
Aku : Kabarmu gimana Cha?
Ticha: Alhamdulillah baik mas bro.
Aku: Gimana kabar si jabang bayi, anakku, eh anakmu, hahaha.
Ticha: Alhamdulillah sehat. Kemarin baru di USG kok, tapi ada satu masalah
Aku: Lho, masalah apa?
Ticha: Bayiku sungsang.
Jegleeeerrrr (ah lebay, bukan anakku juga kok).
Aku: Terus gimana solusi dari dukun bayimu? Eh dokternya?
Ticha: Disuruh terapi sujud.
Aku: Terapi sujud? Apa itu?
Aku kemudian memutar otakku tentang terapi sujud. Hasilnya tetap nihil. Buntu.
Ticha: Hahaha, disuruh njengking di pagi hari. Aku namakan terapi sujud, hahaha.
Aku: Oalah, yem yem, ngomong wae njengking. Sok-sokan terapi sujud mbarang. Jangkrik.
Ticha: Hahahaha
Aku pun kemudian berkhayal tentang dia-sedang-njengking-di pagi-hari. Iman dan imron lantas bergelut.
Duh Gusti, ampuni hamba.....

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Monggo nak selo podo komentar..... EmoticonEmoticon